PERMASALAHAN SOSIAL DI INDONESIA
PERMASALAHAN SOSIAL
Blumer (1971) dan Thompson (1988) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan masalah sosial
adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu
entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat
sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi
itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama.
Salah
satu penyebab utama timbulnya masalah sosial adalah pemenuhan akan
kebutuhan hidup (Etzioni, 1976). Artinya jika seorang anggota masyarakat
gagal memenuhi kebutuhan hidupnya maka ia akan cenderung melakukan
tindak kejahatan dan kekerasan. Dan jika hal ini berlangsung lebih masif
maka akan menyebabkan dampak yang sangat merusak seperti kerusuhan
sosial. Hal ini juga didukung oleh pendapatnya Merton dan Nisbet (1971)
bahwa masalah sosial sebagai sesuatu yang bukan kebetulan tetapi
berakar pada satu atau lebih kebutuhan masyarakat yang terabaikan.
Contoh permasalahan sosial :
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Penyebab kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
- Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
- Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
- Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
- Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
- Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Menghilangkan
kemiskinan & memakmurkan 230 juta rakyat Indonesia tanpa
terkecuali boleh jadi hanya menjadi angan-angan belaka atau bisa di
kata tidak mungkin terjadi. Tetapi mengurangi kemiskinan sekecil
mungkin bisa dilakukan dengan beberapa program yang mengedepankan
kepentingan rakyat. Yaitu :
1. Meningkatkan
pendidikan rakyat. Sebisa mungkin pendidikan harus bisa dicapai oleh
seumua kalangan kalau bisa Wajib Belajar 16 tahun agar dicanangkan. Agar
menciptakan Anak Indonesia yang cerdas, berintelektual tinggi serta
dapat berguna bagi kepentingan Bangsa & Negara.
2. Membuka
banyak lapangan kerja. Merupakan salah satu langkah efektif untuk
menekan kemiskinan karena dengan adanya lapangan pekerjaan maka Seorang
ayah tidaah harus hanya duduk dirumah tanpa ada penghasilan namun
bekerja dan mendapat penghasilan untuk kesejahteraan keluarganya.
3. Stop
eksplorasi/pengurasan kekayaan alam Indonesia oleh perusahaan asing.
Karena banyak kekayaan negeri ini yangdikelola asing dengan alasan kita
tidak mampu. Padahal jika kekayaan alam Indonesia dikelola sendiri maka
hasil dari pengelolaan akan di nikmati oleh kita juga.
Jika beberapa langkah diaatas berjalan dengan rencana niscaya Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik.
PENGANGGURAN
Pengangguran atau tuna karya
adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja
yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak
orang.
Contohnya : Topi Sarjana Yang Akhirnya Menganggur
Sebuah
masalah yang sangat serius, apalagi jika dibiarkan berkelanjutan.
Selama periode 5 tahun ini (2004-2009) pengangguran “bertopi sarjana”
naik hingga setengah juta orang, atau lebih tepatnya 529.661 orang, dari
585.389 menjadi 1.115.119. Dan apabila di rata-ratakan setiap tahunnya
Indonesia menghasilkan 106.000 orang pengangguran “bertopi sarjana”.
Mungkin
permasalahan tersebut muncul dari beberapa kebijakan pemerintah yang
tidak cocok untuk diterapkan di Negeri kita tercinta ini.
1. Kebijakan
pertama yang tidak cocok, dari zaman doeloe (dulu) kita sudah
menerapkan pertumbuhan nol dalam hal penambahaan PNS. Tanpa disadari
kebijakan tersebut malah meperkecil peluang lulusan perguruan tinggi
dalam mengisi pekerjaaan di lembaga pemerintahan.
2. Penambahan
lapangan pekerjaan yang sangat kecil namun tidak di imbangi dengan
penambahan lapangan pekerjaan. Dari data yang ada selama kurun waktu
lima tahun hanya ada 10,77 juta orang yang terserap pekerjaan.
Pengangguran lama tercatat 10,2 juta jiwa/orang dan angkatan kerja baru
bertambah 9,7 juta jiwa (total mencapai 19,9 juta jiwa).
3. Dikarenakan
sistem pendidikan yang tinggi namun gagal menyeimbangkan jumlah/mutu,
bahkan tidak jarang sama sekali tidak berkualitas. Angkatan kerja
berpendidikan tinggi masa sekarang terlalu banyak sehingga makin banyak
yang menganggur. Akar dari masalah adalah mutu kualitas lulusan yang
ada tidak sesuai dengan kebutuhan pasar yang ada.
Indonesia
Zambrud/Permata Khatulistiwa, dengan Sumber Daya Alam yang melimpah
ruah seharusnya dimaanfaatkan dan dijadikan peluang oleh angkatan kerja
berpendidikan tinggi dengan cara menciptakan produk/pasar baru. Atau
dengan menjadi wirausahawan sehingga membuka lapangan pekerjaan baru.
Jangan Cuma berharap dan menunggu lowongan menjadi PNS.
Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
1. Mendorong majunya pendidikan
2. Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan ketrampilan seperti tuntutan industri modern
3. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
4. Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal
5. Meningkatkan usaha transmigasi
6. Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya
7. Mengintensifkan program keluarga berencana
Membuka kesempatan bekerja ke luar negeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar